Jumat, September 4

Club Camilan


Judul buku : Club Camilan
Penerbit : PT Gramedia Pustaka Umum, Jakarta

Cetakan : I, Juli 2009

Halaman : 328 halaman ; 20cm


Tiga novela. Tiga perempuan. Tiga kisah cinta.
Tentang cinta yang terlepas, ditemukan, dan segala yang legit di antaranya.

Beberapa minggu yang lalu, saat digelar pameran buku terbesar di JEC, saya membeli sebuah novel karya tiga orang blogger ; Donna Talitha, Bella Widjaja, Brigitta NS. Saya tidak atau belum kenal secara pribadi dengan mereka bertiga, tapi sudah sejak lama saya tau blog mereka. Saya angkat jempol tinggi-tinggi buat tiga perempuan lesbian pemilik blog camilansepocikopi ini.

Tema besar dari novel ini adalah kehidupan kaum lesbian, lika-liku, dilema, semua-semuanya deh yang mau tidak mau harus mereka hadapi di negeri ini. Club Camilan, adalah tiga cerita cinta dari tiga perempuan berbeda dalam sebuah buku yang renyah dan enak dibaca.

Donat yang nakal, penyuka keindahan, gampang jatuh cinta dan sulit menjaga kesetiaan pada perempuan-perempuannya. Bolu yang mencoba menutupi preferensi seksualnya dengan berpura-pura menerima cinta Rico, lelaki nyaris sempurna yang disodorkan oleh keluarganya tapi pada akhirnya harus menyerah pasrah pada kelesbiannya ketika pada suatu malam Rico mencium bibirnya. Ciuman biasa tapi membuat perutnya mual tiap kali mengingat momen yang untuknya terasa aneh dan menjijikkan karena bahkan dalam mimpi pun, dia hanya sanggup merasakan indahnya ciuman dengan, hanya dengan, sesama perempuan. Kemudian ada tokoh Brownies yang patah hati setelah kekasihnya, Hanny, meninggalkan dia untuk menikah dengan seorang lelaki karena, lagi-lagi, menjadi lesbian adalah dosa besar, setidaknya di mata keluarga besarnya.

Novel ini sebenarnya adalah bacaan ringan yang menginspirasi saya bahwa ketika pertualangan terus berlanjut, cinta datang dan pergi, rahasia tersimpan dan terungkap.

Ini bukan novel pertama tentang kaum yang seringkali di-cap tidak normal. Di novel ini saya tidak hanya mendapati sisi ber-bunga bunga atau bahkan sisi ber-darah darah kaum lesbian. Saya hanya mendapatkan potongan-potongan kenyataan dan betapa kaum lesbian harus kuat hati untuk bertahan hidup di zona abu-abu.

Terlepas dari benar atau salah, hitam atau putih, dan yaaah biarkanlah Tuhan yang nanti menempatkan nilai kebenaran itu sendiri..
Saya suka buku ini, two thumbs up !

Tidak ada komentar:

Posting Komentar